Kamis, 18 Oktober 2007

Prinsip Jual Beli Pada Perbankan Syariah

Pada perbankan syariah ada banyak sekali kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah penghimpunan dana, penyaluran dana, membeli, menjual dan menjamin atas risiko serta kegiatan-kegiatan lainnya. Pada artikel ini penulis akan membahas mengenai prinsip jual beli pada perbankan syariah. Tulisan ini disarikan dari buku saku perbankan syariah yang diterbitkan oleh Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah(PKES).

Pada perbankan syariah, prinsip jual beli dilakukan melalui perpindahan kepemilikan barang (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi salah satu bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual-beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barang seperti:

1. Pembiayaan Murabahah
Data statistik yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) mengenai laporan perkembangan perbankan syariah tahun 2004 menunjukkan sekitar 66,3 persen pembiayaan syariah menggunakan akad jual-beli. Kendati mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2003 yang mencapai 71,5 persen, hal itu bukan berarti peminat pembiayaan murabahah menurun. Hal ini justru menunjukkan, bahwa produk perbankan syariah lainnya juga sangat diminati.
Murabahah bi tsaman ajil atau lebih dikenal sebagai murabahah. Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan) adalah transaksi jual-beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual dan nasabah bertindak sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari suplier ditambahkan dengan keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan apabila telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Murabahah biasanya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil). Pada transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
Bila dilihat sekilas, terdapat persamaan jual beli murabahah dengan pembiayaan konsumtif. Persamaannya antara lain, pembiayaan yang diberikan adalah barang (motor, mobil, dll.)/bukan uang, dan pembayarannya secara cicilan. Namun, jika diperhatikan lebih dalam sesuai dengan fatwa DSN MUI, karakteristiknya berbeda. Terdapat beberapa perbedaan utama antara jual beli murabahah dengan pembiayaan konsumen.

2. Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara penangguhan sedangkan pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. Transaksi ini mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.
Pada praktek perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank akan menjualnya kepada rekanan nasabah atau kepada nasabah itu sendiri secara tunai atau secara cicilan. Harga jual yang ditetapkan bank adalah harga beli bank dari nasabah ditambah keuntungan. Dalam hal bank menjualnya secara tunai biasanya disebut pembiayaan talangan (bridging financing). Sedangkan dalam hal bank menjualnya secara cicilan, kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Umumnya transaksi ini diterapkan dalam pembiayaan barang yang belum ada seperti pembelian komoditi pertanian oleh bank untuk kemudian dijual kembali secara tunai atau secara cicilan.
Ketentuan umum Salam:
• Pembelian hasil produksi harus diketahui spesifikasinya secara jelas seperti jenis, macam, ukuran, mutu dan jumlahnya. Misalnya jual beli 100 kg mangga harum manis kualitas "A" dengan harga Rp5000 / kg, akan diserahkan pada panen dua bulan mendatang.
• Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad maka nasabah (produsen) harus bertanggung jawab dengan cara antara lain mengembalikan dana yang telah diterimanya atau mengganti barang yang sesuai dengan pesanan.
• Mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya sebagai persediaan (inventory), maka dimungkinkan bagi bank untuk melakukan akad salam kepada pihak ketiga (pembeli kedua) seperti bulog, pedagang pasar induk atau rekanan. Mekanisme seperti ini disebut dengan paralel salam.

3. Istishna
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
Ketentuan umum:
• Spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlah. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad istishna dan tidak boleh berubah selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, maka seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah
• Sebagai contoh dari pelaksanaan istishna adalah melakukan pemesanan barang dimana pembayarannya dilakukan dengan kredit

Focused Quality Management

Saat ini telah berkembang sebuah konsep mengenai Focused Quality Management yang digulirkan oleh Harvey K. Brelin, sebenarnya hal tersebut bukanlah sebuah konsep yang baru. Konsep ini berfungsi sebagai evaluasi atas konsep Total Quality Management dan mencoba memberikan solusi bagaimana agar konsep Manajemen mutu yang telah diterapkan perusahaan dapat berjalan dan mengidentifikasikan kesalahan.

Menurut Harvey K. Brelin dkk (1997), Focused Quality Management merupakan metode untuk menerapkan berbagai upaya peningkatan mutu secara terarah, sejalan dengan strategi bisnis, untuk mencapai sasaran yag ditetapkan. Upaya ini dijalankan dengan melakukan peningkatan mutu pada proses kunci yang memiliki dampak terbesar pada pencapaian sasaran strategis organisasi.

Menurut Harvey K. Brelin, dalam Focused Quality Management ada 4 langkah yang harus dilaksanakan, yaitu;
1. Persiapan
Pada tahapan pertama proses kunci diidentifikasi dan penilaian dilakukan untuk menentukan di mana perusahaan berada dan ke mana perusahaan akan pergi. Fase ini adalah fase pertama dalam proses pemfokusan, proses ini memnbutuhkan sebuah komitmen yang nyata dari manajemen karena biasanya organisasi harus mengubah pemikiran dan meletakkan kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama. Manajemen puncak memiliki peran besar untuk menetapkan tujuan dan menggiring seluruh organisasi menjadikan fokus pada peningkatan mutu guna mencapai tujuan bisnis perusahaan.

2. Perencanaan
Tahapan ini adalah langkah di mana rencana yang nyata dibuat untuk memperbaiki proses bisnis kunci dan organisasi secara keseluruhan. Rencana mutu strategis mempunyai dua komponen; rencana perbaikan proses sehingga proses kuni yang penting bagi strategi perusahaan dan pelanggan dapat diperbaiki, dan suatu rencana perbaikan organisasi, sehingga organisasi mutu yang terfokus ke masa depan dapat mengambil bentuk

3. Penyebaran
Pada tahapan ini, yang harus dilakukan adalah melaksanakan rencana mutu strategis dan memberdayakan tim perbaikan proses dengan memberikan sasaran yang jelas akan membangun kemampuan organisasi untuk memperbaiki diri sendiri demi memenuhi harapan pelanggan dan memungkinkannya untuk mengukur kemajuan dan menentukan sukses atau kebutuhan akan perbaikan lebih jauh. Tim melaksanakan aktivitas untuk memperbaiki proses bisnis kunci yang sebelumnya telah diidentifikasi. Tim perbaikan proses dengan resmi dilembagakan dan dilatih dengan tujuan untuk memperbaiki, mengurangi kesalahan, mengurangi keterlambatan, mengurangi cacat, efisiensi biaya, dan meningkaatkan kepuasan pelanggan.

4. Pemantapan
Sebuah transisi yang akan menenjadikan Manajemen mutu terfokus sebagai cara menjalankan bisnis setiap hari dan pola hidup organisasi. Semua karyawan tanpa kecuali harus mempunyai kompetensi yang sesuai dan manajer madya harus diberikan wewenang penuh untuk melakukan perbaikan proses, perbaikan sistem dan prosedur, evaluasi, dan berbagai tindakan yang dianggap perlu dengan kepercayaan dan kewenangan penuh. Jika organisasi melakukannya dengan baik, maka kondisi ini akan memotivasi seluruh karyawan yang ada diberbagai lini untuk mengikuti dan menjalankan konsep Manajemen mutu. Langkah terakhir dalam proses pemantapan adalah upaya pelatihan, pemotivasian, dan evaluasi berkala atas prose pelaksanaan Manajemen mutu perlu dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan. Pemberian reward and punishment dalam kerangka pelaksanaan program terkait Manajemen mutu perlu dilakukan untuk memotivasi setiap orang dalam organisasi untuk selalu disiplin dan berusaha mencapai target kerja mereka, baik secara individu maupun kelompok.

Tujuan dari keempat proses tersebut adalah perbaikan proses dihubungkan dengan tujuan bisnis strategis, fokus adalah pada perbaikan proses bisnis dan bukan mengejar proyek yang tak terpadu, manajer puncak dan manajer madya menyadari bahwa mempunyai komitmen dan memanajemeni proses perbaikan, usaha dilakukan atas dasar hal-hal yang telah dicapai dan seluruh organisasi merasa bertanggungjawab atas proses perbaikan.

(Artikel disarikan dari Harvey K Brelin dan kawan-kawan dalam buku Focused Quality: Meningkatkan Mutu Produk Dengan Hasil Nyata yang diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Binaman Pressindo)

AdWords Salah Satu Bentuk Internet Marketing

Berdasarkan penelitian eMarketer, perusahaan akan menjajaki media baru untuk memasarkan produk mereka, yaitu melalui internet. Tahun ini, budget iklan online perusahaan di Amerika Serikat untuk pertama kalinya menembus angka 10 Milyar Dollar AS, dan akan diproyeksikan menjadi 12 Milyar US Dolar. Pada empat tahun yang akan datang, angka ini akan mencapai 22 Milyar US Dolar.


Salah satu media baru bagi internet marketing adalah AdWords. AdWords adalah iklan frase yang muncul dari hasil pencarian, yang telah popular saat ini dan dimiliki oleh Google. AdWords juga merupakan salah satu bentuk periklanan online dalam bentuk advertorial singkat. Melakukan promosi melalui AdWords sangat terjangkau dari segi biaya dan sangat cocok bagi segala macam produk dan bisnis bagi mereka yang ingin secara langsung menjual produk ataupun hanya sebatas membangun merek kepada public. Perusahaan yang menggunakan jasa AdWords dapat melakukan kendali atas budget dan membidik iklan berdasarkan frase kunci (keywords).

Google, memberikan yang terbaik bagi kebanyakan dari mereka yang memasang iklan, dan memberi penempatan iklan mereka di baris lebih atas atau paling atas berdasarkan kombinasi antara click-through rate , jumlah uang yang berani dilelang dan anggaran iklan yang dipatok.Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan dan memuaskan para pengguna mesin pencarinya, seperti Google yang mematok aturan main bagi para pemasang iklan. yakni, semua iklan yang dipasang harus mampu menghasilkan persentase click-through minimal. Jika hal tersebut tidak terpenuhi, maka akan dicabut dari deretan AdWords. Aturan selanjutnya yang harus diperhatikan adalah jangan menggunakan huruf besar terlalu banyak, iklan dalam bentuk pops up frase yang menyeluruh dan kata-kata yang terlalu menjanjikan Pesan harus singkat dan mengena. Hal ini untuk membantu terjadinya Pay Per Click.

Para perusahaan pengiklan dapat melakukan lelang terhadap keywords yang relevan dengan bisnis dan produk. Jika pengiklan berani memasang harga lelang yang tinggi maka kemungkinan besar iklan frase mereka akan muncul di posisi teratas dibandingkan yang membayar dengan harga lebih rendah. Melakukan iklan lewat AdWords, juga dapat membidik audiens Anda secara local. Hal ini berarti, pasar Jabotabek sekalipun bisa digaet lewat iklan Adwords ini.

Sebagai contoh dari Google AdWords dapat terlihat dari gambar dibawah ini :

Sponsored listings displayed on the right column

Benefit dari Google AdWords :

  • Tidak ada minimum pembelian

Sebelum opsi seperti Adwords dan Overture berada, melakukan pembelian iklan yang bertarget dan keyword akan memakan biaya ribuan dollar. AdWords memungkinkan untuk mengeluarkan uang sejumlah yang diinginkan.

  • Mudah dan Cepat dalam pembuatan

Pertama kali membuat account di Google, kita dapat memulai untuk menciptakan iklan yang diinginkan. Pertama kali masuk, memasuki headline, melakukan link kepada tujuan. Terakhir memasukan keyword dan frase. Proses seleksi keyword pada Google akan membantu untuk melakukan identifikasi kata dan frase alternative.

  • Implementasi mudah

Hanya kurang dari 10 menit untuk melakukan implementasi

  • Pembayaran hanya untuk setiap kunjungan

Manakala melihat iklan, maka tidak akan terjadi pembayaran. Jika melakukan klik pada iklan maka Google hanya membayar pada setiap terjadinya klik. Sistem pada Google melakukan proteksi dari terjadinya multiple klik untuk pengguna yang sama.

  • Penawaran untuk penempatan

Seberapa besar biaya klik. Ini bergantung pada kemauan untuk penawaran dan seberapa banyak yang akan ditawarkan bergantung pada popularitas frase kunci..

  • Menetapkan biaya maksimal per hari

Jika mempunyai banyak aktivitas, kamu dapat mengatakan kepada Google untuk tidak mendisplay iklan setelah beberapa telah dikeluarkan.

  • Dapat melakukan stop atau pending setiap waktu

Pada Google AdWords kita dapat melakukan penyesuaian setiap waktu

Jadi tunggu apalagi? Segera iklankan perusahaan anda melalui AdWords untuk meningkatkan penjualan produk anda.

Desain Unit Kerja Sebuah Perusahaan

Pada praktik pelaksanaan bisnis di era modernisasi ini, seorang manajer akan menaruh perhatian pada struktur organisasi untuk dua kepentingan utama, yang antara lain adalah mengatur alur kerja dan memfokuskan perhatian tiap individu secara spesifik sesuai unit kerjanya. Tujuan pertama lebih berkaitan dengan alur sumber daya dan informasi dalam suatu organisasi, sedang yang kedua menegaskan kemana setiap orang dalam perusahaan harus memfokuskan waktu dan energinya. Hal ini dicapai dengan 3 sub bagian utama yang antara lain desain dari unit kerja, ruang lingkup kendali dan ruang lingkup akuntabilitas

Artikel ini akan membahas mengenai desain unit kerja. Terdapat dua konsep dasar dalam membangun unit kerja yaitu dimana kelompok dari orang (SDM), dan sumber daya lainnya yang bergabung bersama dan mengerjakan proses kerja yang serupa, dan konsep kedua adalah kelompok terfokus pada pasar yang spesifik. Untuk konsep yang pertama kita sering mendengar fungsi dan pada konsep yang kedua sering digunakan istilah divisi atau unit bisnis.

A. Unit yang Dikelompokkan oleh Proses Kerja

Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis mulai butuh mempekerjakan orang lain/pegawai dalam lingkup bisnis perusahaan, ketika one-man-show oleh sang founder tidak lagi mencukupi. Saat inilah, konsep spesialisasi makin dapat diterima untuk beberapa alasan : 1. beberapa orang lebih baik dalam bidang tertentu dari orang-orang lainnya, dan 2. inefisiensi yang diciptakan oleh un-specialized tasks menyebabkan terpecahnya perhatian/fokus pegawai dan menyebabkan kinerja tidak optimal. Dari konsep sepasialisasi inilah, lahir apa yang disebut function [lit. Departemen], yaitu sebuah komponen paling dasar dalam sebuah organisasi, yang terdiri dari manajer dan pegawai-pegawai bahawannya yang mengerjakan tugas spesifik tertentu [e.g. marketing/sales, HRM etc]. Tujuan utama dengan diterapkannya struktur function atau departemen adalah economic of scales yang tinggi dalam produsi, HRM, R&D dan Marketing [fungsi-fungsi utama dalam organisasi perusahaan]. Sebagai aplikasi dari unit yang dikelompokan oleh proses kerja adalah pada BTN. Pada BTN unit kerja dikelompokan atas dasar fungsi seperti risiko, keuangan, pemasaran, SDM, riset, logistik dan sebagainya. Pemisahan unit kerja berdasarkan proses kerja seperti yang dilakukan BTN ini dapat menyebabkan fokus kerja semakin terarah.

B. Unit yang Dikelompokkan Oleh Target Pasar

Ini adalah peilihan kedua bagi manajer sebagai acuan dalam membentuk unit kerja dalam perusahaan. Sesuai namanya, unit kerja ini dikelompokan dengan mempertimbangkan target pasar perusahaan. Unit kerja yang dibentuk dengan pertimbangan pasar biasanya dapat diidentifikasi terkelompok dalam satu diantara 3 konfigurasi dasar dari tipe ini, yaitu : berdasarkan produk, berdasarkan konsumen/customer, dan berdasarkan letak geografis.

1. Pengelompokkan Unit Kerja Berdasarkan Produk

Banyak diketahui, sebagian besar perusahaan MNCs (multi-national coorporations/perusahaan multi nasional), umumnya yang bergerak pada fast moving consumer goods memiliki tendensi untuk memiliki portofolio produk yang bervariasi. Hal ini selain manfaatnya untuk mendiversivikasikan risiko, namun juga berdampak pada kebutuhan akan tingkat spesialisasi yang lebih baik, dimana setiap pegawai akan diminta menangani tugas tertentu yang spesifik, dalan sub-function yang telah terbentuk sebelumnya. Dalam kasus seperti itulah, kini banayak bermunculan apa yang disebut sebagai product division [sebuah divisi yang khusus menangani kategori produk tertentu dalam lingkup produksi perusahaan], dan brand manager [manajer madya yang secara struktural berada dibawah product-manager dan secara sangat spesifik, hanya menangani satu merek tertentu saja.]. Sebagai contoh adalah P&G yang mengelompokan unit kerja berdasarkan produk seperti Olay, Rejoice, Pantene dan sebagainya.

2. Pengelompokan Unit Kerja berdasarkan pelanggan /customer

Jenis pengelompokan yang kedua ini umumnya ditemukan pada organisasi-organisasi yang memiliki target pasar yang tidak terlalu beragam, namun memiliki tingkat urgensi dan volume yang besar. Metode ini khususnya digunakan ketika kebutuhan dari target pelanggan sangat unik sehingga dibutuhkan pengetahuan dan keahlian yang sangat terspesialisasi dari produsen demi bertahan dari persaingan pasar. Contoh perusahaan yang menerapkan metode ini dalam mengelompokan unit kerjanya adalah General Electric Coorporation, yang secara khusus menjual alat-alat elektroniknya kepada pemerintah dan industri. Unit-unit kerja dalam GE Co. terkelompok hanya dalam dua spesialisasi yaitu unit yang khusus menangani pelanggan dari pemerintah, dan yang secara khusus melayani customer industri (bussiness-to-bussiness). Pengelompokan berdasarkan target pasar ini, biasanya dapat dijumpai dalam 2 bentuk. Bentuk yang pertama memisahkan unit marketing dan penjualan (sales) dari unit lainnya [HRM, Marketing and Production], dimana kedua unit yang terpisah ini khusus didedikasikan untuk pelanggan yang penting. Sedangkan bentuk yang kedua, menggunakan metode pengelompokan ini pada keseluruhan unit kerja di organisasi dimana semuanya didekasikan pada kategori-kategori pelanggan (yang relatif sedikit).

3. Pengelompokan unit kerja berdasarkan geografis.

Bentuk terakhir dari pengelompokan berdasarkan target pasar, adalah unit kerja berbasis region (batas geografis). Metode ini biasanya digunakan oleh organisasi-organisasi yang baru menjalani ekspansi bisnis ke luar region awalnya. Organisasi semacam ini umumnya akan membentuk unit kerja berbasis regional atau regional bussiness yang bertugas memasarkan dan menjual (kadang juga memproduksi), produk perusahaan dalam teritori mereka. Kembali, spesialisasi sangat dibutuhkan untuk pengelompokan unit kerja bahkan dengan metode ini. Hal ini untuk memenuhi berbagai kepentingan, seperti memahami dan merespon bahasa lokal, selera dan preferensi target pasar, serta hukum dan regulasi bisnis yang berlaku pada daerah geografis tersebut.

Analisis SWOT Asuransi Syariah

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar sekaligus merupakan negara berpenduduk muslim yang terbesar ditambah lagi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk semakin mengekspresikan identitas kemusliman mereka merupakan pasar yang empuk dan berpotensi besar. Data menyatakan dalam beberapa kurun waktu terakhir penjualan produk-produk islami (busana muslim dan muslimah, makanan dan minuman yang berlabelkan ‘halal’, perjalanan haji dan umroh, dll.) mengalami kenaikan yang signifikan. Di lain sisi kebutuhan kenyamanan bermuamalah dalam transaksi keuangan pun meningkat pesat, sehingga diperlukan lebih banyak lembaga-lembaga keuangan ataupun lembaga pembiayaan yang bernuansa syariah. Agus Haryadi dalam buku asuransi dalam perspektif Islam menyebutkan ada beberapa aspek yang dapat menjadi peluang, ancaman, (tantangan), kekuatan, dan kelemahan dalam memperluas jaringan bisnis asuransi syariah di Indonesia..

v Kekuatan (Strength)

Tenaga kerja profesioanl/sumber daya manusia inti yang kompeten dan memiliki integritas moral dan ghirah Islam, yang berada dalam sebuah teamworkyang solid, pemegang saham yang memiliki visi dan misi syariah yang jelas, kelompok pmegang saham mampu mengusahakan ‘captive market’awal, kelompok pemegang saham diharapkan memiliki potensi network yang bisa diintegrasikan dengan sistem yang dimiliki “professional teamwork”,kelompok pemegang saham diharapkan memiliki infrastruktur teknologi dan potensi tenaga ahli (misalnya: fund manager), pada aspek legal, sifat perjanjian yang memenuhi syarat syariah mampu memberi rasa aman kepada peserta asuransi syariah, selain unsur duniawi semata, adanya unsur dakwah dan produk asuransi bersifat transparan (berkeadilan). Sebagai fakta daro kekuatan asuransi syariah adalah jika pada tahun 2000 jumlah asuransi yang berbisnis dengan berdasarkan prinsip syariah adalah sebanyak 4 buah . Sebagai perbandingan adalah pada tanggal 21 Agustus 2007 asuransi syariah yang sudah mendapatkan rekomendasi dari DSN MUI sebanyak 37 asuransi syariah, 3 reasuransi syariah dan 5 broker asuransi dan reasuransi yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah.

v Kelemahan (Weakness)

SDM pendukung (lapisan kedua, dst.) belum banyak memahami bisnis syariah, dalam hal pemasaran, alternatif distribusi relatif masih terbatas dibanding pola konvensional, kompleksitas dalam administrasi syariah (misalnya: perhitungan bagi hasil dan tingkat hasil investasi) memerlukan dukungan sistem yang andal, permodalan yang terbatas akan mempengaruhi:

a. Sistem/teknologi pendukung manajemen.

b. Strategi bisnis

c. Ketersediaan infrastruktiur (internal, external, customer support, etc.)

Apabila pemegang saham kurang mengharagai pentingnya investasi di bidang IT sebagai “modelling tools” dan “administration tools”, pengalaman langsung/penerapan model terhadap bisnis riil belum cukup (baru pada tahap teoritis), lemahnya”public relations” untuk mengkomunikasikan keunggulan LKS (ideloanya beralih dari “short term/hit and run marketing” menjadi “long term marketing/customer relationship”).

v Peluang (Oportunity)

Peluang dari bisnis asuransi syariah di Indonesia adalah keunggulan konsep asuransi syariah dapat memenuhi peningkatan tuntutan fairness/rasa keadilan dari masyarakat, jumlah penduduk beragama Islam di Indonesia lebih dari 180 juta orang, meningkatnya kesadaran bermuamalah sesuai syariah, tumbuh subur khususnya pada masyarakat golongan menengah, meningkatnya kebutuhan jasa suransi karena perkembangan ekonomi umat, tumbuhnya lembaga keuangan syariah (LKS) lainnya seperti bank dan reksadana, kompetitor dalam bisnis asuransi syariah ini masih sedikit, berlakunya undang-undang ototnomi daerah yang kan memacu perkembangan ekonomi daerah, kebutuhan meningkatkan pendidikan anak, meningkatnya risiko kehidupan, meningkatnya bea-bea kesehatan (harga obat,dll), menurunnya rasa tolong menolong di masyarakat (tidak membudaya lagi), globalisasi (teknologi internet sebagai penunjang bisnis), adanya UU Dana Pensiun, dan “Employee Benefits” sebagai bagian dari paket perusahaan dalam rekrutmen karyawan.

v Tantangan dan hambatan (Threath)

Globalisasi, masuknya auransi luar negeri yang memiliki kapital besar dan teknologi yang lebih tinggi sehingga membuat premi asuransi yang lebih murah, asuransi konvenmsional danm lembaga keuangan lainnya yang lebih efisien, langkanya ketersediaan SDM yang “qualified” dan memiliki semangat syariah, citra lembaga keuangan syariah belum mapan di mata masyarakat, padahal ekspektasi masyarakat terhadap LKS sangat tinggi, sarana investasi syraiah yang ada sekarang belum mendukung secara optimal untuk perkembangan asuransi syariah, belum ada UU dan PP yang secara khusus mengatur asuransi syariah, budaya suap dan kolusi dalam asuransi kumpulan (group insurance) masih kental, dan alokasi masyarakat untuk asuransi masih sangat terbatas, hal ini tampaknya berkaitan dengan masalah sosialisasi asuransi dan pengalaman berasuransi.

Demikianlah gambaran mengenai analisis SWOT bisnis asuransi syariah di Indonesia.

Franchise Travel Sebagai Salah Satu Alternatif Bisnis Berbasis Jasa

Maraknya angkutan travel secara signifikan berdampak pada bisnis jasa transportasi. Hal ini menambah sulit persaingan dalam bidang usaha jasa transportasi, khususnya transportasi darat. Banyak masyarakat yang lebih memilih untuk pulang kampung ataupun sebatas berpergian menggunakan jasa travel.

Adanya peluang ini mengindikasikan masih terdapat celah untuk menjadi pengusaha travel agent. Menjadi pengusaha dibidang agen travel adalah salah satu solusi. Akhir-akhir ini mulai dikenal sebuah bisnis travel dengan menggunakan konsep franchise. Bisnis ini diperuntukan bagi para investor yang belum mengetahui seluk beluk dunia travel.

Sebagai contohnya adalah perusahaan travel agen X. Perusahaan ini hanya mensyaraykan investasi awal dimana investasi awal tersebut akan digunakan bagi pendukung selama 5 tahun, sewa tempat selama 2 tahun, renovasi, computer, furniture dan biaya-biaya operasional lainnya. Sebagai royalty fee. PT X sebagai franchisor agen X akan memberikan sharing profit dengan prosentase terbesar ada pada franchisee agen X. Produk yang bisa dijual antara lain : Tiket Pesawat, Voucher Hotel (Domestik & Internasional), Star Cruise, Paket tour, Group tour, Umrah bersama AA Gym, Holyland atau Wisata Ziarah, Asuransi Perjalanan, Kurir, untuk Dokumen dan Barang, Shuttle, antar jemput ke / dari Airport dan lain sebagainya.

Beberapa prosedur yang umumnya diakukan selain investasi awal adalah sebagai berikut : pertama kali biasanya diadakan briefing mengenai bisnis travel kemudian

Setelah mengikuti Business Briefing, bagi Peserta yang berminat akan mendapatkan formulir aplikasi mengenai bisnis yang akan diseleksi, umumnya setelah hal tersebut berlangsung akan dilakukan proses wawancara untuk menjamin berjalannya bisnis dengan benar. Setelah itu mulailah bisnis tersebut berjalan. Mudah bukan?

Tentunya bagi para investor yang ingin berbisnis pada bidang usaha travel ini tidak perlu merasakan kekhawatiran akan keberlangsungan bisnisnya karena sudah diajarkan oleh franchisor (pihak yang memberikan lisensi franchise.

Bahaya Typo Site pada Internet Banking

Di era globalisasi ini segala sesuatu dapat diakses melalui media internet. Termasuk juga dunia pada dunia bisnis khususnya perbankan yang dikenal dengan nama internet banking. Ada banyak sekali serangan-serangan terhadap internet banking beberapa diantaranya adalah typo site.

Typo site adalah sebuah kejahatan yang unik dan umumnya korban tidak menyadari. Salah satu cara yang digunakan adalah pelaku membuat sebuah situs yang namanya mirip dengan situs asli. Sebagai contoh adalah http://banka.com dibuat dengan nama http://bankaa.com . Typo site sangat mudah dibuat bagi domain .com ; .net dan .org serta beberapa domain lainnya. Kemudian situs tersebut dibuat mirip dengan aslinya. Tujuannya adalah untuk menangkap user ID, password dan data-data pribadi.

Ada sebuah kasus yang terjadi pada nasabah sebuah bank. Nasabah tersebut menggunakan internet banking dan masuk melalui link. Tanpa ragu nasabah tersebut langsung memasukan pin dan informasi penting lainnya. Pada akhirnya nasabah tersebut kehilangan semua uangnya. Hal ini adalah sebuah bahaya typo site.

Beberapa tips (tips ini disarikan dari customer care bank mandiri) untuk menghindari bahaya typo site antara lain :

1. Periksalah ejaan nama situs yang dituju. Jangan sampai ada peristiwa salah ketik.

2. Jangan melakukan akses internet banking dari sebuah link. Periksalah apakah link tersebut membawa pada server yang benar

3. Situs internet banking dilengkapi dengan sertifikat sebagai proteksi tambahan. Jika ragu klik “view certificate” untuk memastikan apakah perusahaannya benar dan dapat dipercaya

4. Jagalah kerahasiaan User ID dan PIN. Untuk itu hanya Anda sendiri yang layak mengetahuinya. Bahkan petugas Customer Care tidak berhak mengetahui

5. Pastikan untuk melakukan Log Out setiap kali Anda selesai menggunakan Internet banking atau saat hendak meninggalkan komputer meski hanya untuk sejenak.

6. Jangan sekali-sekali memberikan detil informasi pribadi Anda pada form dalam situs-situs seperti saat mengikuti kuis online. Hal in untuk mencegah agar informasi pribadi Anda tidak bisa tertangkap oleh website gadungan.

7. Tidak disarankan untuk menggunakan WiFi (dalam area hot spot) dalam melakukan transaksi lewat internet banking, karena jaringan tanpa kabel ini tidak terjamin keamanannya.

8. Lindungi komputer Anda dari virus dan program berbahaya lainnya. Pastikan software anti virus terbaru aktif di komputer Anda.

9. Periksa account Anda beserta transaksi yang pernah Anda lakukan sebelumnya secara detil dan rutin. Hal ini untuk meyakinkan bahwa tak ada transaksi illegal dalam account Anda. Selain itu, perlu juga dibuat catatan, kapan Anda terakhir login. Catat tanggal dan jam saat Anda melakukan log in ke Internet Banking.

10. Jika Anda merasakan atau menemui keganjilan, segera hentikan kegiatan Anda dan jangan lagi masukkan password atau informasi pribadi. Agar lebih yakin lagi tanyakan kepada orang yang Anda percaya dan mengerti benar secara teknis